Samudera Kata
Minggu, 12 Agustus 2007
PERSEMBAHAN RINDU UNTUK TIGA PEREMPUAN

PERSEMBAHAN RINDU UNTUK TIGA PEREMPUAN

-Anisa, Rafni, Raihana-

Ingatkah, kenangan indah yang kita gubah berupa sampiran puisi

saat kita menjelajahi kota ini tanpa alas kaki

sambil berlari, peluhku kau seka dengan ujung jemari

mencumbu gerah, tengah hari wajahmu memerah

sepanjang jalan, kota ini dipenuhi senyuman perempuan

Percuma kuhasut burung-burung untuk ikut murung

mungkin, aku juga tak bisa meminta angin mengabulkan ingin

seperti rembulan yang disisihkan bintang

aku juga sendirian, dan berbilang:

“perempuan berkerudung, bayang-bayangmu terpasung, rinduku mengapung”

1.

Merengkuh mendung, di gerbang stasiun aku belajar berhitung

satu-dua-tiga, awal hingga ujung

kereta dari Bandung urung menunjukkan hidung

2.

Selepas senja, biasanya bersamamu merengkuh gulita

kita bersila berdua di kakilima pori-pori kota

takkan beranjak, sebelum tercipta sebait sajak

sejak aku memetakan jarak, kau malah tak tampak

3.

Sepulang kerja aku bercengkrama dengan bocah penjual gula-gula

bertanya: “Adik, hari ini berapa bus yang masuk kota?”

lorong-lorong terminal fasih kuhapal

tapi tak ada wanita yang turun dari kereta Jogya

Perempuan, hanya pada engkau

aku bisa bergericau tentang Riau yang kian risau

engkau tau, Pekanbaru tak seperti dulu

sejauh mata memandang

gedung-gedung tinggi menjulang

pongah menantang siang

“ah, apakah derai tawa kita sirna dengan pesatnya perkembangan kota

atau kita harus bersuka?”

Pada akhirnya

aku merasa asing dengan bising metropolis yang selalu basah dengan gerimis

Mengulang senandung yang kubingkai di senja yang murung:

“perempuan berkerudung, bayang-bayangmu terpasung, rinduku mengapung”

Pekanbaru, ruang waktu ‘07

posted by Dien Zhurindah @ 03.28  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
 
Penjaga Pantai

Name: Dien Zhurindah
Home: Pekanbaru, Riau, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Deburan Ombak
Pelabuhan
Pesan Tamu


Links
Sang Waktu
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER